Senin, 30 September 2013

“PROGRAM KERJA MENGATASI MALARIA”



UJIAN MID SEMESTER MANAJEMEN DASAR
“PROGRAM KERJA MENGATASI MALARIA”



OLEH  :
JULYANI WIJAYA
POO 331 012 054
1 B
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN GIZI
2013




            Dalam wilayah kerja Badu,A.MG yaitu di Puskesmas Atas Angin kabupaten Kerajaan Langit,terdapat masalah yang akan diatasi ataupun dikurangi . Berdasarkan data yang diambil dari hasil evaluasi kegiatan tahun lalu diperoleh berbagai gambaran tentang masalah pelayanan maupun keadaan kesehatan masyarakat. Saya sebagai konsultan akan membantu Badu dalam masalah “MALARIA” yang angka kesakitannya relative tidak terlalu tinggi karena berada diurutan 4 pada kasus angka kesakitan.



“PROGRAM KERJA PENANGGULANGAN ANGKA KESAKITAN KARENA MALARIA”
Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles spp. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki  endemisitas tinggi.
Beberapa pengertian malaria baik secara klinik maupun secara Laboratorium menurut beberapa ahli yaitu :
1.  Penyakit malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai demam, anemia dan spenomegali (Nadesul Hendrawan,1996).
2. Malaria adalah suatu penyakit yang akut maupun kronis yang disebabkan parasit plasmodium  yang ditandai dengan gejala demam berkala, menggigil dan sakit kepala yang disertai dengan anemia dan limpha yang membesar (Pampana, 1969).
3. Malaria klinis adalah penderita dengan gejala demam secara berkala, menggigil dan sakit kepala dan juga disertai dengan gejala khas daerah (diare pada balita sakit atau sakit otot pada orang dewasa) (Dirjen P2MPL, 2003).
4. Malaria Positif adalah penderita yang dalam darahnya ditemukan parasit Plasmodium melalui pemeriksaan mikroskopis (Dirjen P2MPL, 2003).
5.  Penderita malaria meninggal adalah apabila penderita yang meninggal karena malaria bila dalam darahnya ditemukan parasit malaria dari hasil konfirmasi laboratorium (Dirjen P2MPL, 2003)

Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian. Salah satu faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus malaria adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di pinggir pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan, dapat berpindah di pemukiman manusia, kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan musuh-musuh alami nyamuk sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol.
Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer). Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke erotrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit.
Gejala demam pada malaria biasanya penderita akan merasa menggigil (15-60 menit) seperti orang yang kedinginan namun suhu tubuh sangat tinggi. Kejadian menggigil disertai dengan demam tinggi ini bisa berlangsung beberapa jam kemudian penderita akan berkeringat selama 2-4 jam timbul setelah demam terjadi akibat gangguan metabolism dan suhu tubuh akan turun kembali normal. Kejadian ini bisa berlangsung tiap hari, atau tiap 2 hari atau tiap 3 hari atau tidak tentu tergantung jenis malarianya. Sekali terinfeksi malaria seumur hidup akan mengalami serangan demam menggigil itu jika kekebalan tubuh menurun. sedang demam biasa adalah demam yang hanya bersifat situasinoal dan bisa sembuh total dan biasanya karena penyakit infeksi akut non Plasmodium.

Ciri - ciri penderita malaria secara klinis adalah sebagai berikut :
·     Demam menggigil secara berkala yang disertai sakit kepala
·     Pucat karena kurang darah serta kondisi badan lemah
·     Pada penderita berat disertai kejang – kejang, diare hinggga koma
Gejala Klasik malaria suatu parokisme biasanya terdiri atas tiga stadium yang berurutan yaitu Dingin, Demam, Berkeringat dan Apireksi / Tidak apa – apa (DIDERITA) (Depkes RI, 1995).

Cara penularan malaria
Penyakit malaria dikenal ada berbagai cara penularan malaria:
a.    Penularan secara alamiah (natural infection) penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk anopheles.
b.    Penularan yang tidak alamiah.
1.     Malaria bawaan (congenital).
Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria, penularan terjadi melalui tali pusat atau placenta.
2.    Secara mekanik.
Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik. Penularan melalui jarum suntik yang tidak steril lagi. Cara penularan ini pernah dilaporkan terjadi disalah satu rumah sakit di Bandung pada tahun 1981, pada penderita yang dirawat dan mendapatkan suntikan intra vena dengan menggunakan alat suntik yang dipergunakan untuk menyuntik beberapa pasien, dimana alat suntik itu seharusnya dibuang sekali pakai (disposeble).
3.    Secara oral (Melalui Mulut).
Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam (P.gallinasium) burung dara (P.Relection) dan monyet (P.Knowlesi).

Pemeriksaan laboratorium merupakan diagnosis pasti yang dapat menentukan jenis plasmodium yang ada dalam sel darah, Jika ditemukan adanya plasmodium dalam sel darah maka berdasarkan klasifikasinya dapat dibedakan atas 4 hal  yaitu :
a)    Plasmodium Falciparum (Malaria Tropikana)
yang sering menjadi malaria cerebral, dengan angka kematian yang tinggi. Infeksi oleh spesies ini menyebabkan parasitemia yang meningkat jauh lebih cepat dibandingkan spesies lain dan merozitnya menginfeksi sel darah merah dari segala umur (baik muda maupun tua). Spesies ini menjadi penyebab 50% malaria di seluruh dunia.
b)   Plasmodium Vivax (Malaria Tertiana)
spesies ini cenderung menginfeksi sel – sel darah merah yang muda. (retilkulosit) kira – kira 43% dari kasus malaria di seluruh dunia disebabkan oleh plasmodium vivax.
c)    Plasmodium Malariae (Malaria Quartana)
mempunyai kecenderungan untuk menginfeksi sel – sel darah merah yang tua.
d)   Plasmodium Ovale
Prediksinya terhadap sel – sel darah merah mirip dengan plasmodium vivax (menginfeksi sel – sel darah muda) (Sutisna, 2004)

Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria
Kemampuan bertahannya penyakit malaria di suatu daerah ditentukan oleh faktor – faktor berikut :
a)    Faktor penyebab ( Parasit malaria)
Penyakit malaria disebabkan oleh parasit malaria, genus plasmodium. Ciri utama genus plasmodium adalah adanya dua siklus hidup, yaitu :
ü  Fase seksual
Siklus dimulai ketika nyamuk anopheles betina menggigit manusia dan memasukan sporozoit yang terdapat pada air liurnya ke dalam aliran darah manusia. Memasuki sel parenkim hati dan berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung ribuan merozoit, disebut fase skizogoni eksoeritrosit karena parasit belum masuk ke dalam sel darah merah.lama fase ini berbeda untuk setiap spesies plasmodium.pada akhir akhir fase ini, hati pecah, merozoit keluar lalu masuk ke dalam aliran darah. Fase eritrosit dimulai saat merozoit dalam darah menyerang sel darah merah dan membentuk trofozoit. Proses berlanjut menjadi trofozoit – skizon- merozoit. Setelah dua sampai tiga generasi merozoit terbentuk lalu sebagian berubah menjadi bentuk seksual
ü  Fase aseksual
Saat nyamuk anopheles betina mengisap darah manusia yang mengandung parasit malaria, parasit bentuk seksual masuk ke dalam perut nyamuk. Selanjutnya menjadi mikrogametosit dan makrogametosit dan terjadilah pembuahan yang disebut zigot (ookinet) yang kemudian menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi ookista. Jika ookista pecah ribuan sporozoit dilepaskan dan mencapaikelenjar air liur nyamuk dan siap ditularkan jika nyamuk menggigit tubuh manusia (Prabowo. 2004 )
b)   Faktor inang
Penyakit malaria mempunyai dua inang antara lain :
ü  Manusia (intermediate host)
Faktor yang mempengaruhi antara lain : jenis kelamin (pada ibu hamil akan menyebabkan anemia yang lebih berat) imunitas, penghasilan, perumahan, pemakaian kelambu, dan obat anti nyamuk.
ü  Nyamuk anopheles (defenitife host)
Nyamuk anopheles betina sebagai vektor penyebab menularnya penyakit malaria. Nyamuk ini membutuhkan genangan air yang tidak mengalir atau yang mengalir perlahan untuk meletakkan telur – telur nya, sebaga tempat untuk berkembang biak. Biasanya aktif mencari darah pada malam hari , ada yang mulai senja sampai tengah malam, ada juga yang mulai tengah malam sampai menjelang pagi hari (Depkes, 1999). Jarak terbangnya tidak lebih dari 0,5 – 3 Km dari tempat perindukan. Umur nyamuk anopheles dewasa di alam bebas belum diketahui tetapi di laboratorium dapat mencapai 3 – 5 minggu. (Prabowo. 2004 )
c)    Faktor lingkungan ( Enviroment )
ü  Fisik
Suhu sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus atau masa inkubasi ekstrinsik. Makin tinggi suhu, makin panjang masa ekstrinsiknya. Hujan yang berselang dengan panas berhubungan langsung dengan perkembangan larva nyamuk (Depkes, 1999) Air hujan yang menimbulkan genangan air merupakan tempat yang ideal untuk perindukan nyamuk malaria. Dengan bertambahnya tempat perindukan , populasi nyamuk malaria bertambah sehinggah bertambah pula jumlah penularannya. (Prabowo. 2004 )
Kelembaban yang rendah akan memperpendek umur nyamuk, meskipun tidak berpengaruh pada parasit. Tingkat kelembapan 60 % merupakan batas paling rendah yang memungkinkan untuk nyamuk hidup. Pada kelembapan yang lebih tinggi nyamuk menjadi lebih aktif dan lebih sering menggigit sehingga meningkatkan penularan malaria ( Harijanto, 2000 )
Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda – beda. Ada yang menyukai tempat terbuka dan ada yang hidup di tempat yang teduh maupun di tempat yang terang.

ü  Biologi
Tumbuhan semak, sawah yang berteras, pohon bakau, lumut, ganggang merupakan tempat perindukan dan tempat – tempat peristirahatan nyamuk yang baik. Adanya belbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah, gambus, nila, mujair mempengaruhi populasi nyamuk di suatu daerah (Depkes, 1999)
ü  Sosial budaya
Tingkat kesadaran masyarakat tentang bahaya malaria akan mempengaruhi kesadaran masyarakat memberantas malaria
  

RANCANGAN KERJA

A.   Misi
a.    Meningkatkan kewaspadaan dini dan kesadaran masyarakat/warga setempat mengenai hidup bersih dan sehat.
b.    Untuk mencapai masyarakat yang sehat, sejahtera dari penyakit dan terbebas dari penyakit menular malaria.

B.    Visi
a.    Memberdayakan/melibatkan masyarakat dalam hal peningkatan kesejahterahan dan penanggulangan penyakit malaria.
b.    Meningkatkan kinerja petugas kesehatan serta perhatian pemerintah untuk memberantas vector/penyakit malaria.

C.    Tujuan
a.    Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
b.    Menjaga masyarakat dari serangan penyakit malaria
c.    Meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat terhadap penyakit khususnya malaria
·       Menyadarkan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.

1.     Tahap perencanaan
Berikut adalah hal-hal yang direncanakan untuk membantu mengurangi angka kesakitan karena malaria :
1.     Pelatihan petugas/sukarelawan
2.    Penyuluhan kepada masyarakat umum
3.    Pemeriksaan penderita dengan gejala malaria
4.    Pengobatan penderita yang positip malaria
5.    Pemberian kelambu anti nyamuk bagi keluarga-keluarga yang tinggal didaerah endemisitas tinggi
6.     Memberantas vector
7.     Lingkungan warga
2.    Implementasi
Berikut adalah tahap implementasi yang dapat membantu mengurangi angka kesakitan karena malaria :

          1.   Pelatihan
Pelatihan tentang penyakit malaria: gejala malaria, cara pencegahan, metode pemeriksaan, metode pengobatan,akan diberikan kepada para tenaga kesehatan maupun tenaga non kesehatan (petugas lapangan) dengan intensitas dan fokus yang sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dan terhadap penanganan malaria dengan cepat tanggap secara dini, yang diharapkan dapat menemukan dan mengobati penderita malaria dengan cepat dan mengadakan pengamatan secara dini terhadap keadaan yang potensial terjadinya kejadian luar biasa KLB.

2.    Penyuluhan
Diharapkan tenaga-tenaga yang sudah dilatih tersebut dapat memberikan penyuluhan kepada kelompok masyarakat, sesuai dengan lingkup tugasnya sehari-hari. Sarana akan diberikan kepada para tenaga yang memberi penyuluhan tersebut.
3.    Pemeriksaan
Para tenaga yang sudah dilatih tersebut diharapkan dapat melakukan pemeriksaan darah orang-orang yang mempunyai gelaja malaria (demam menggigil), dengan menggunakan alat test yang sesuai dengan kemampuannya. Petugas kesehatan menggunakan mikroskop, sedang tenaga non kesehatan dengan menggunalan kertas test (RDT=Rapid Diagnostic Test).

4.  Pengobatan
Para tenaga kesehatan yang sudah dilatih tersebut diharapkan dapat memberikan pengobatan kepada penderita yang tes darahnya positif, dengan menggunakan obat yang paling ampuh (yaitu ACT tablet) dan dengan dosis yang tepat/cukup, sehingga penderita segera terbebas dari parasit malaria.

5.    Pemberian kelambu untuk keluarga
Diharapkan bisa memberikan kelambu anti nyamuk (kelambu yang sudah dicelup dengan obat anti nyamuk) kepada para keluarga yang tinggal didaerah endemis tinggi, yaitu 2 kelambu per keluarga dan bisa lebih jika dalam keluarga terdapat lebih dari 5 orang yang tinggal bersama dalam satu rumah.Jika jumlah anggota keluarga ada lebih dari 5 orang, dapat diberi tambahan kelambu lagi sebanyak 1 kelambu per 2 orang.

6.     Memberantas vektor
( nyamuk penular malaria ) dengan mengikut sertakan kepedulian dan peranserta masyarakat dalam menata lingkungannya secara kolaboratif dengan upaya penyuluhan kepada masyarakat sekitar, tentang proteksi diri, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta memberikan pengetahuan bahayanya penyakit menular malaria yang berkesinambungan untuk merubah perilaku masyarakat dalam pemberantasan malaria, dengan melibatkan : PKK Desa/ Kelurahan , tokoh masyarakat, tokoh agama dan guru sekolah serta seluruh stakeholders yang berkepentingan.

7.    Lingkungan warga
Dinas kesehatan dan petugas kesehatan diharapkan  gencar melakukan pengasapan dan pemberian abate di tempat penampungan genangan air, area persawahan tetapi kalau tidak diikuti kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya, upaya akan sulit tercapai.

3.  Program pengendalian
Proses pengendalian dalam kinerja mengatasi angka kesakitan karena malaria diperlukan kerja sama dan campur tangan perangkat pemerintah desa yang berfungsi sebagai pusat controlling dan monitoring kegiatan masyarakat,dan Kinerja pengendalian ini diharapkan adanya partisipasi masyarakat yaitu untuk memelihara kebersihan lingkungan dan kebersihan diri sendiri,serta antara tenaga kesehatan medis maupun non medis untuk dapat menjalankan program ini  dengan baik dan benar sehingga dapat dijalankan secara terus – menerus dan mampu mengurangi angka kesakitan karena malaria.


Demikian hasil rancangan program kerja penanggulangan angka kesakitan karena malaria untuk wilayah kerja Badu . Semoga dapat membantu mengatasi masalah malaria didesa wilayah kerja Badu sehingga terwujud masyarakat yang sehat sesuai dengan tujuan.


Kendari,18 Mei 2013
                                                KONSULTAN

JULYANI WIJAYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar